RSS

Karena Pahlawan Membudayakan Bangkit dari Kegagalan

29 Nov

Pahlawan zaman dahulu bertempur hanya dengan bambu. Walau berseragam kain sederhana gagah perkasa. Terselip handuk untuk mengelap keringat. Tepat disimpan di belakang saku celananya.

Memakai masker penutup muka berlindung granat, abu dan asap bom. Ketika meledak “DUARR”, angin panas menghancurkan sebagian tubuhnya. Jarijarinya hilang entah kemana. Begitupun dengan organ tubuh lainnya. Dia pahlawan yang gugur di medan juang.

Yang lain kondisinya sama sangat heroik, pejuang yang masih hidup diculik dan disiksa. Dalam penjara Belanda yang temboknya tebal, tak bisa ditembus apapun juga. Yang lain digantung, tak tahu mayatnya dikubur dimana.

Pahlawan yang luka ia ditidurkan di atas bantal. Dengan sorotan lampu pijar dioperasi seadanya, putih menerangi. Diobati dengan obat tradisional dari getah dedaunan, salah satunya dari pohon pisang.

Pak jenderal sudah mengeluarkan pena dari lemarinya. Ia sudah siap untuk menulis dengan tintanya. Matanya berkacakaca, mendengarkan lafal dari anak buahnya. Tentang wasiat untuk keluarganya. Kisahnya akan abadi dalam kitab perjuangan para pahlawan.

 

NLF

Rumah Tiara, 16 November 2011

 

 
Leave a comment

Posted by on November 29, 2011 in Puisi, Tugas

 

Tags:

Leave a comment